About

Selasa, 22 Februari 2011

buku bagus..,, ....

siang td  cr buku,, ada regfernsi buku " I am Nujood, age 10 and Divorced"
yang artinya kurang lebih..."aku Nujood, usia 10 tahun dan janda"
wuiiiii....:S serem banged,, usia 10 tahun dah jadi janda.........
kek mana ceritanya tuh......

sebenernya banyak beberapa blog yg udah mengulas tenatang buku ini...
ga papa deh,, dr pada aku musti buka buka blog orang kalu mo liat2 sinopsis buku " I am Nujood, age 10 andDivorced",, mending aku tulis di bogku sendiri,, ga perlu susah2 seach...  heheh..
nahhh,, dari beberapa sumber yg kudapat di internet... inilah sedikit ulasan tentang buku " I am Nujood, age 10 and Divorced"

Buku setebal 236 halaman yang ditulis oleh  sang tokoh Nujood Ali dan dibantu oleh Delphine Minoui ini mengisahkan tentang seorang janda termuda di Dunia.
    Nujood Ali lahir di Yaman tahun 1998, awalnya sih ia cuman anak kecil biasa  berumur 10 tahun,, (tapi sekarang dah 11 kali yaaa..) yang akhirnya menjadi gadis luar biasa  saat orang tuanya menyatakan bahwa ia akan dinikahkan dengan seorang laki-laki yang berusia tiga kali lipat dari usianya.
"omigot,, kaya bapakanya sendiri dunk..:( !!!!"
    
   Semua orang menganggap ini adalah hal yang terbaik bagi Nujood karena jika mengutip hikayat Nabi Muhammad SAW, Beliau sendiri menikahi Aisyah ketika Aisyah sendiri berumur 9 tahun.  Selain itu menurut undang-undang Yaman, tidak ada batasan umur untuk menikah namun hubungan suami istri hanya bisa dilakukan jika istri sudah memasuki masa pubertas atau haid pertama.
Ada pepatah di sana yang menyatakan, “Untuk menjamin perkawinan yang bahagia, nikahilah gadis berusia sembilan tahun” Itu mengapa di sana banyak anak perempuan yang dinikahkan pada usia dini, padahal alasan yang sebenarnya adalah Ayah Nujood ingin mengurangi jumlah mulut yang harus diberi makan.  Sebagai tukang sapu pinggir jalan, beristri dua dan mempunyai 16 anak, termasuk beberapa cucu maka memberi makan kepada mereka bukan pekerjaan ringan.  Harapan Ayah Nujood, dengan menikah tanggung jawabnya sebagai Ayah sudah selesai.  Selain itu mahar pernikahan Nujood dapat digunakan untuk membiayai rumah tangganya.
"tega amat sih,, kesannya kaya jual anak..,, hiikkzz..." 

Kisah dalam buku ini kemudian berkembang ketika Nujood memberanikan diri untuk mendatangi pengadilan dan meminta haknya. Kisah pengadilan Nujood ini bahkan diceritakan di awal bagian buku. Ini menandakan, perjuangannya datang ke pengadilan ini adalah tonggak pembongkaran Nujood pada ketidakadilan yang menimpa dirinya. Ini yang akan disampaikan. Nujood menjadi representasi wanita muslim yang berani, yang berjuang agar haknya sebagai anak, sebagai perempuan, istri dan manusia juga dihormati. Menurut saya, Nujood ini lebih dari seorang perempuan perkasa. Dia adalah batu pondasi yang keras dalam menegakkan keadilan bagi wanita muslim, khususnya di wilayahnya, Yaman. Dia menang di pengadilan dan dia menang atas ketertindasan.
Cerita Nujood ini benar-benar menginspirasi. Seorang anak, apalagi perempuan, berusia 10 tahun yang berusaha mati-matian membela hak-haknya sebagai seorang istri dan manusia. Sungguh perjalanan perjuangan yang sangat menyedihkan sekaligus menguatkan.
Delphine Minoui, sang penulisnya, menuliskan dengan alur maju mundur. Bahasanya lugas dan mudah dicerna. Saya melihat detail, tetapi tidak ribet untuk dijabarkan. Satu lagi, buku ini disertai dengan gambar dan foto asli Nujood, aktivitasnya dan keluarganya yang diceritakan detail di sebelas bagiannya. Sehingga  pembaca bisa membayangkan bagaimana mereka tinggal dan berperilaku di Yaman.
Kisah ini benar-benar menarik & menginspirasi saya dalam hal membuat pilihan untuk mendobrak ketidakadilan dalam kehidupan. Seringkali kita melihat ketidakadilan dalam hidup. Tetapi kita tidak mampu atau tidak mau bergerak demi mendapatkan keadilan. Alasannya, karena kita tidak terlibat di situ, karena kita bukan bagian dari mereka, atau karena kita tidak sadar akan ketidakadilan tersebut. Maka, di tahun yang baru ini, ada baiknya kita tetap memperjuangkan keadilan bagi mereka yang terlupakan, mereka yang tertindas, dan mereka yang tidak mampu. Kitalah agen perubahan itu. Selamat membaca. Semoga semangat Nujood ini menggaung di tahun yang baru.

sumber : 
http://anwariksono.wordpress.com/2011/01/12/wanita-dan-perjuangan-nujood/
http://ja-jp.facebook.com/note.php?note_id=10150102645279339


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Popular Posts